Beranda header Pusat Kerajaan Galunggung di Situs Makam Walahir dan Batu Mahpar Kec.Sariwangi Kab.Tasikmalaya

Pusat Kerajaan Galunggung di Situs Makam Walahir dan Batu Mahpar Kec.Sariwangi Kab.Tasikmalaya

16082
0

Kapolda Jabar IRJEN Pol.DR.Drs.Anton Charliyan,MPKN Kamis, 25 Mei 2017 didampingi Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Adi Nugraha,S.I.K dan Kapolres Tasikmalaya Kabupaten AKBP Anton Sudjarwo,S.I.K kunjungi situs makam Walahir dilanjutkan melakukan silaturahmi dengan masyarakat dan pengunjung di tempat wisata Batu Mahpar Desa Sidamulih Kec.Sariwangi Kab.Tasikmalaya.

Kecamatan Sariwangi menyimpan banyak peninggalan sejarah, konon pusat kebataraan dan kerajaan Galunggung berlokasi di Kecamatan Leuwisari, Desa Linggawangi (Rumantak) dan Pasir Geger Hanjuang. Sebagaian aktifitasnya dilaksanakan di Kecamatan Sariwangi yakni di Batu Mahpar yang berlokasi di perbukitan kaki gunung Galunggung, dan di Desa Sukamulih Kecamatan Sariwangi yaitu Walahir.
Dilokasi tersebut terdapat beberapa peninggalan antara lain makam para leluhur Galunggung periodesasi Islam dan Batu Mahpar, menurut penuturan salah seorang masyarakat, Batu Mahpar merupakan tempat upacara ritual pada jaman kerajaan Galunggung. Sedangkan situs Walahir lokasinya cukup berdekatan dengan situs Geger Hanjuang dan Situs Linggawangi, hal ini sangat memungkinkan aktifitas keagamaan dilakukan di kedua lokasi tersebut, saat lokasi tersebut banyak dikunjungi baik untuk kepentingan penelitian maupun ziarah.
Beberapa makam yang sering di ziarahi antara lain :
– Eyang Latifah (ahli Qiro’ah)
– Eyang H. Sembah Dalem Wirakusumah, Eyang Gorah, Eyang Mutholib
– Eyang Kenong, Eyang Rajawisuta, Eyang  Wirakusumah
– Eyang Panjisena, Eyang Panjiseta, Eyang Tubagus Lanjar
– Eyang Dayang Sumedang, Eyang Sumedang, Eyang Dalem Cigeuleum, Eyang  DaleumTegal Munding,Ciung Wanara
– Eyang Dalem Peundeuy, Eyang Dalem Gagak,Ambu Sumaerah Wirakusumah,Indung Ciut/Pajaji Sakti, Eyang Wira Buana, Eyang Ali, Eyang H. Tubagus Urif dan Kiayi  Ahmad
– Eyang  Sembah Dalem Wiradadaha
(sumber : Disparbud Kab.Tasikmalaya)
Menapaki jejak sejarah masa lampau merupakan cerminan bagi kita yang hidup di masa kini untuk mengambil pelajaran bagaimana kearifan lokal telah menjadikan pendahulu kita mencapai kegemilangannya. Sesuai peribahasa Sunda : :”Moal Aya Nu Kiwari Lamun Teu Aya Nu Bihari”, Tidak akan ada saat ini bila tidak ada masa lalu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini