Tanggal 22 Oktober 72 tahun lalu,adalah tongak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan. Tepatnya di Kota Surabaya, Rais Akbar Organisasi Nahdatul Ulama telah menyuarakan seruan yang dikenal dengan Resolusi Jihad. Pidato beliau yang terkenal itu adalah :
“Berperang menolak dan melawan pendjadjah itu fardu ‘ain (yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempuan, anak-anak, bersenjata atau tidak) bagi yang berada dalam jarak lingkaran 94 km dari tempat masuk dan kedudukan musuh. Bagi orang-orang yang berada di luar jarak lingkaran tadi, kewajiban itu jadi fardu kifayah (yang cukup, kalau dikerjakan sebagian saja)…” Dari pidato yang tersebar dari Masji ke Masjid hingga ke pelosok surau mampu membakar semangat juang masyarakat untuk membulatkan tekad untuk mengusir penjajah dalam bentuk apapun.
Untuk mengenang tanggal yang sangat bersejarah itu, semenjak era kepeminpinan Presiden RI Ir.Jjoko Widodo tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Pada hari ini Minggu, 22 Oktober 2017 jam 08.00. WIB di Lapang Dadaha Tasikmalaya, Kapolres Tasikmalaya Kota beserta Walikota Drs.H. Budi Budiman dan rombongan menghadiri puncak perayaan Hari Santri Nasional tingkat Kota Tasikmalaya.
Agenda dalam peringatan Hari Santri Nasional kali ini adalah Apel Akbar dilanjutkan dengan karnaval yang di kuti kurang lebih sebanyak 10.000 orang santri pengiriman dari 264 Pondok Pesantren yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya.
Adapun kuat personil yang terlibat pengamanan sejumlah 63 orang personil dan dibantu instansi terkait. Menurut rencana kegiatan ini akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 22 sampai dengan 24 Oktober 2017 yang diisi dengan berbagai perlombaan antar pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya.
